untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Geomorfologi dan Klasifikasi Tanah
Nama
: Novita Risti Azahra
Npm/Kelas
: 1525010234/D25
Artikel
Tentang Satuan Geomorfologi
Geomorfologi adalah
studi ilmiah tentang asal-usul dan evolusi topografi dan batimetri fitur yang diciptakan
oleh fisik, kimia atau proses biologis yang beroperasi pada atau di dekat
permukaan bumi. Ahli geomorfologi berusaha memahami mengapa lanskap terlihat seperti yang mereka lakukan, untuk
memahami sejarah dan dinamika bentang alam dan untuk memprediksi perubahan melalui
kombinasi pengamatan lapangan, eksperimen fisik dan pemodelan
numerik.
Sehingga geomorfologi itu ibaratkan wajah
permukaan bumi seperti adanya gunung, sungai, lembah, laut, hutan, gurun. Semua
bentang alam ini berasal dari pergerakan lempeng-lempeng dari dasar bumi atau
disebut juga lempeng tektonik. Pergeseran-pergeseran lempeng tersebut bisa
menyebabkan tumbukan antar lempeng juga bisa menyebabkan patahnya permukaan
bumi. Hasil dari tumbukan nya lempeng-lempeng dasar bumi bisa berupa lipatan
bisa juga menjadikan gugusan permukaan gunung seperti pegunungan himalaya.
Patahannya juga bisa menyebabkan gempa bumi.
Gempa bumi merupakan peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di
dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada
kerak bumi. Energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan
lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah
seperti berupa gelombang gempa bumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke
permukaan bumi.
Peta
topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan kenampakan alam
(asli) dan kenampakan buatan manusia, diperlihatkan pada posisi yang benar.
Selain itu peta topografi dapat diartikan peta yang menyajik an informasi
spasial dari unsur-unsur pada muka bumi dan di bawah bumi meliputi, batas
administrasi, vegetasi dan unsur-unsur buatan manusia.
Peta topografi
ialah peta yang menunjukkan keadaan muka bumi sebuah kawasan, selalunya
menggunakan garisan kontur dalam peta modern. Peta topografi mestilah mempunyai
garisan lintang dan garisan bujur dan titik pertemuannya menghasilkan
koordinat. Koordinat ialah titik persilangan antara garisan lintang
dan bujur.
Peta topografi
yang piawai biasanya menggunakan skala 1:50,000. Skala seperti ini dapat
menunjukkan sesebuah kawasan seluas Putrajaya dengan lebih lengkap dan
sempurna. Peta topografi memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan dengan peta
rupa bumi.
Peta topografi
yang piawai biasanya menggunakan skala 1:50,000. Skala seperti ini dapat
menunjukkan sebuah kawasan seluas Putrajaya dengan lebih lengkap dan sempurna.
Peta topografi memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan dengan peta rupa bumi.
Peta topografi dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, serta dapat
digunakan sebagai peta dasar (base map) dalam pembuatan peta tematik,
seperti peta arkeologi dan peta turis (lihat Prihandito 1989: 17). Dalam survei
arkeologi, peta topografi berguna untuk memperoleh gambaran umum tentang
wilayah yang diteliti. Dalam kondisi tertentu, misalnya medan survei yang
terlalu berat, peta yang sudah ada dapat dipakai untuk memplotkan
temuan arkeologis. Pemetaan tersebut, meskipun hanya bersifat sementara, sangat
efektif untuk menyimpan dan menyelamatkan data arkeologis (Hascaryo
dan Sonjaya 2000: 1).
Peta topografi
adalah peta yang memiliki informasi tentang ketinggian permukaan tanah pada
suatu tempat terhadap permukaan laut, yang digambarkan dengan garis-garis
kontur. Informasi topografi yang terdapat pada peta topografi dapat digunakan
untuk membuat model tiga dimensi dari permukaan tanah pada peta tersebut.
Dengan model tiga dimensi maka objek pada peta dilihat lebih hidup seperti pada
keadaan sesungguhnya di alam, sehingga untuk menganalisa suatu peta topografi
dapat lebih mudah dilakukan. Sebagai bagian dari komunitas ahli ilmu kebumian,
kita pasti sudah tidak asing lagi dengan peta topografi. Peta topografi ini penting,
karena sebagai peta dasar, nantinya dapat digunakan sebagai dasar bagi
pengembangan sebagai peta-peta tematik lainnya.
Faktor pembentuk muka bumi
1.
Tenaga endogen
Tenaga Endogen itu tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga
ini bisa memberikan berbagai bentuk
relief kulit bumi dan bersifat membangun. Tenaga endogen dapat dibedakan
menjadi tiga bagian.
a.
Tektogenetik
Tenaga ini
berasal dari permukaan bumi yang menyebabkan perubahan letak kedudukan lapisan
kulit bumi. Tektogenetik Berdasarkan kecepatan
gerak lurus dan luas daerahnya, dibagi menjadi :
a). Gerakan
epirogenetik : gerakan yang mengakibatkan turun naiknya lapisan kulit bumi.
Gerakan ini relatif lambat dan berlangsung agak lama di suatu daerah yang luas.
Contohnya pembentukan kontinen atau benua.
b. Gerak orogenetik : gerakan atau pergeseran lapisan kulit bumi yang relative lebih cepat daripada gerakan epirogenetik seperti daerah yang sempit. Gerak orogenetik menyebabkan tekanan horizontal atau vertikal pada kulit bumi sehingga terjadilah peristiwa dislokasi, baik dalam bentuk lipatan maupun patahan.
b. Gerak orogenetik : gerakan atau pergeseran lapisan kulit bumi yang relative lebih cepat daripada gerakan epirogenetik seperti daerah yang sempit. Gerak orogenetik menyebabkan tekanan horizontal atau vertikal pada kulit bumi sehingga terjadilah peristiwa dislokasi, baik dalam bentuk lipatan maupun patahan.
2.
Gunung api (vulkanisme)
Vulkanisme itu terjadi karena naiknya magma cair ke permukaan
bumi karena retaknya permukaan bumi sehingga jadilah gunung . magma yang keluar
disebut lava.^_^
3.
Gempa bumi (seisme)
Gempa bumi terjadi karena batuan kulit bumi yang bergeser dan
akan berhenti sampai seimbang kembali. Penyebab bergesernya batuan bumi yaitu
peristiwa vulkanisme, tektonisme, dan tanah runtuh. Gempa di bedakan menjadi
tiga macam :
a.
Gempa vulkanis
Gempa yang terjadi akibat meletusnya gunung api. Jika gunungnya
meletus maka timbullah tekanan gas dari dalam. Tekanan ini yang kita sebut
sebagai gempa bumi. Gempa vulkanis hanya terdapat di daerah gunung api yang
akan, sedang, atau sesudah meletus. Bahaya gempa ini relatif kecil, tetapi
sangat terasa di sekitarnya.
b.
Gempa tektonik
Gempa tektonik
disebabkan gerak tektonik yang merupakan akibat dari gerak orogenetik. Daerah
yang seringkali mengalami gempa tektonik adalah daerah pegunungan lipatan muda,
yaitu rangkaian Pegunungan Mediterania dan Sirkum Pasifik. Bahaya gempa ini
sangat besar sekali sebab akibat gempa yang timbul, tanah dapat mengalami
retakan, terbalik bahkan dapat bergeser.
c.
Gempa runtuhan (terban)
Gempa runtuhan terjadi karena runtuhnya tanah di daerah tambang
yang berbentuk terowongan atau pegunungan kapur. Pada umumnya di pegunungan
kapur terdapat gua yang disebabkan oleh korosi. Jika gua atau lubang tersebut
runtuh, maka timbullah gempa bumi.
Pembahasan
Gejala Alam Kebumian disusun kedalam 4 bagian pembahasan utama, yaitu:
1.
Bumi sebagai Planet
Secara fisik, Bumi dibagi menjadi lapisan Litosfer dan lapisan
Astenosfer. Lapisan Litosfer merupakan lapisan teratas yang meliputi kerak bumi
dan bagian atas dari mantel bumi. Litosfer merupakan bagian yang padat, solid
tetapi mudah patah. Litosfer bergerak terapung di atas astenosfer. Astenosfer
merupakan lapisan cair yang meliputi mantel bawah dan inti luar bumi. Lapisan
ini “lemah” dengan temperatur yang sangat tinggi. Di lapisan ini terjadi arus
konveksi yang menggerakkan lempeng-lempeng permukaan bumi.
2.
Lithosfer
Tenaga tektonik menghasilkan bentukan patahan dan lipatan.
Patahan adalah perubahan posisi batuan akibat bekerjanya gaya endogen pada
batas lempeng. Patahan dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu:
a.
Graben (slenk) adalah bentuk
patahan yang mengalami pemerosotan ke bawah di antara dua bagian yang tinggi.
b.
Horst adalah bentuk patahan
yang mengalami pengangkatan ke atas diantara dua bagian yang rendah.
SEDIMENTASI
Sedimentasi adalah proses pengendapan material yang dibawa oleh air, angin atau gletser. Semua material hasil pelapukan yang tererosi akan mengendap di satu tempat sebagai sedimen.
Berdasarkan tempat dan tenaga yang mengendapkannya, proses sedimentasi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
Sedimentasi adalah proses pengendapan material yang dibawa oleh air, angin atau gletser. Semua material hasil pelapukan yang tererosi akan mengendap di satu tempat sebagai sedimen.
Berdasarkan tempat dan tenaga yang mengendapkannya, proses sedimentasi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
JENIS JENIS SEDIMENTASI
Jenis sedimentasi berdasarkan tenaga
alam yang mengangkutnya
1.
Sedimentasi
akuatis
Sedimentasi akuatis
adalah proses pengendapan suatu material yang dibawa oleh air. Sedimentasi
akuatis biasanya terjadi didaerah rendah, di sungai, dan di danau. Hal ini
sesuai dengan sifat air yang mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat
yang rendah. Proses sedimentasi ini biasanya mengakibatkan pendangkalan pada
sungai maupun danau, sehingga rawan akan banjir. Berikut ini adalah beberapa
bentang alam yang terbentuk karena sedimentasi akuatis.
2. Sedimentasi aeolis
atau aeris
Sedimentasi aeolis atau aeris adalah proses pengendapan suatu materi yang
terbawa oleh angin.Dengan kekuatannya, angina dapat membawa material – material, saat kekuatan
angina tersebut mulai melemah, atau menabrak sesuatu, maka material yang
dibawanya akan dijatuhkan dan diendapkan.
3.
Sedimentasi Marine
Sedimentasi
marine adalah proses pengendapan suatu materi yang terbawa oleh air laut. Adapun daerah yang termasuk dalam sedimentasi marine adalah laut
dan tepi laut.
3.
Atmosfer
Pemanasan oleh
matahari terjadi dengan dua cara, yaitu:
a.
Pemanasan langsung, terjadi
karena adanya penyerapan sebagian sinar matahari oleh uap air,debu dan zat- zat
lain yang ada di udara.
b.
Pemanasan tidak langsung,
terjadi karena sebagian sinar matahari selain diserap juga dipantulkan ke
atmosfer. Sinar matahari yang dipantulkan ini turut memanaskan udara, terutama
pada lapisan atmosfer paling bawah. Angin Fohn (angin jatuh panas) mempunyai
ciri angin jatuh yang panas dan kering. Maksud angin jatuh adalah angin yang
menuruni lereng gunung setelah sebelumnya bergerak naik ke puncak gunung. Pada
saat angin tersebut naik ke puncak gunung, angin tersebut mengalami penurunan
suhu dan terjadi pengembunan. Pada saat melewati puncak gunung, angin tersebut
telah kering dan turun melewati puncak. Namun, suhu angin tersebut naik ketika
bergerak turun menuju lembah. Bahkan, ketika sampai lembah, angin tersebut
suhunya lebih tinggi dari suhu udara di lembah tersebut, sehingga orang yang
tinggal di lembah akan merasakan adanya aliran angin yang panas dan kering. Contoh
angin Fohn adalah angin Gending di daerah Probolinggo, Jawa Timur. Angin ini
berhembus di dataran Probolinggo dari arah tenggara setelah melewati pegunungan
Iyang-Argopuro pada waktu musim kemarau. (Movie di atas dikonvert dari animasi
flash)
4.
Hidrosfer
Hidrosfer adalah semua air yang berada di bumi, baik dalam
bentuk cair (air), padat (es dan salju), maupun dalam bentuk gas (uap air).
Jumlah air yang berada di bumi tidak berubah, karena air secara terus-menerus
mengalami sirkulasi. Sirkulasi air meliputi proses penguapan (evaporasi), hujan
(presipitasi) dan pengaliran (flow). Sirkulasi air ini disebut siklus
hidrologi.
Secara umum sebaran air di permukaan bumi dibedakan menjadi air
permukaan dan air tanah. Air permukaan adalah segala bentuk perairan yang
berada di permukaan bumi.
Berdasarkan letaknya dibedakan sebaran air permukaan menjadi dua
bagian, yaitu perairan darat dan perairan laut. Perairan darat adalah semua
bentuk perairan yang berada di darat, misalnya sungai, danau dan rawa.
Selain beberapa pengecualian
di zaman purbakala, geomorfologi adalah sains yang relatif muda, tumbuh seiring
dengan minat pada aspek lain dari ilmu pengetahuan
bumi pada pertengahan abad
ke-19. Bagian ini memberikan garis besar singkat beberapa tokoh dan
peristiwa utama dalam perkembangannya.
Geomorfologi kuno
Pemikiran - pemikiran kuno telah menyebutkan bahwa
terdapat hubungan proses (genetik) antara gempabumi dengan dengan deformasi
kulit bumi. Pernyataan tersebut menjadi rancu karena sebab, akibat dan kejadian
gempabumi justru dipengaruhi oleh deformasi.
Studi tentang bentang alam dan evolusi
permukaan bumi dapat ditulis kembali kepada ilmuwan Klasik Yunani. Herodotus berpendapat
dari pengamatan tanah bahwa delta Nil secara aktif tumbuh ke Laut
Mediterania, dan memperkirakan umurnya. Aristoteles berspekulasi
bahwa karena transportasi sedimen ke laut, akhirnya lautan tersebut
akan terisi saat tanahnya diturunkan. Dia mengklaim bahwa ini berarti
bahwa tanah dan air pada akhirnya akan bertukar tempat, dimana prosesnya akan
dimulai lagi dalam siklus yang tiada akhir.
Teori awal lagi geomorfologi dirancang oleh
polymath Cina ilmuwan dan negarawan Shen Kuo (1031-1095
AD). Ini didasarkan pada pengamatannya tentang kerang fosil
laut di sebuah lapisan geologi di gunung yang berjarak ratusan
mil dari Samudra Pasifik . Melihat kerang bivalve
yang berjalan dalam rentang horizontal sepanjang bagian potong tebing, dia
berteori bahwa tebing itu pernah menjadi lokasi pra-sejarah sebuah pantai yang
telah bergeser ratusan mil selama berabad-abad. Dia menduga bahwa tanah
itu dibentuk kembali dan dibentuk oleh erosi tanah pegunungan dan
oleh pengendapan lumpur, setelah mengamati erosi alami yang aneh
dari Pegunungan Taihang dan Gunung Yandang
di dekat Whenzou . Selanjutnya, dia mempromosikan
teori perubahan iklim secara bertahap selama berabad-abad
setelah dahulu bambu bertubuh kecil ditemukan dipelihara di bawah
tanah di zona iklim kering di utara Yanzhou , yang sekarang merupakan
kota modern Yan’an , Shaanxi propinsi.
Geomorfologi modern awal
Istilah geomorfologi nampaknya pertama kali
digunakan oleh Lauman dalam karya tahun 1858 yang ditulis dalam bahasa
Jerman.
Pada tahun 1920,Walther Penck
mengembangkan model alternatif untuk Davis. Penck berpikir bahwa
evolusi bentuk lahan lebih baik digambarkan sebagai pergantian antara proses
pengangkatan dan penggundulan yang sedang berlangsung, yang bertentangan dengan
model angkat tunggal Davis yang diikuti oleh pembusukan. Dia juga
menekankan bahwa di banyak lanskap, evolusi kemiringan terjadi dengan
backwearing batuan, bukan dengan penurunan permukaan gaya Davisian, dan
sainsnya cenderung menekankan proses permukaan karena memahami secara rinci
sejarah permukaan sebuah wilayah tertentu. Penck adalah orang Jerman, dan
selama hidupnya idenya terkadang ditolak dengan kuat oleh komunitas
geomorfologi berbahasa Inggris. Kematiannya yang awal, ketidaksukaan Davis
atas karyanya, dan gaya penulisannya yang terkadang membingungkan membuat semua
pihak berkontribusi terhadap penolakan ini.
Baik Davis maupun Penck mencoba untuk
menempatkan studi evolusi permukaan bumi pada pijakan yang lebih umum dan
relevan secara global daripada sebelumnya. Pada awal abad ke-19, para
penulis - terutama di Eropa - cenderung mengaitkan bentuk lanskap
dengan iklim lokal , dan khususnya efek
spesifik proses glasiasi dan periglasial . Sebaliknya,
Davis dan Penck berusaha untuk menekankan pentingnya evolusi lanskap sepanjang
waktu dan generalitas permukaan bumi melintasi lanskap yang berbeda dalam
kondisi yang berbeda.
Pada awal 1900-an, studi geomorfologi skala
regional disebut "fisiografi". Fisiografi kemudian dianggap
kontraksi dari " physi cal" dan "ge ography ",
dan karena itu identik dengan geografi fisik , dan konsep menjadi
terlibat dalam kontroversi seputar kekhawatiran yang sesuai disiplin
itu. Beberapa ahli geomorfologi mengadakan geologi untuk fisiografi dan
menekankan konsep daerah fisiografi sementara tren yang bertentangan
di antara ahli geografi adalah menyamakan fisiografi dengan "morfologi
murni", yang terpisah dari warisan geologinya. Pada periode setelah
Perang Dunia II, munculnya studi proses, iklim, dan kuantitatif menyebabkan
preferensi oleh banyak ilmuwan bumi untuk istilah "geomorfologi"
untuk menyarankan pendekatan analitis terhadap lanskap dan bukan diskriptif.
Pada fase ini ada dua konsep yang menonjol, yaitu konsep
katastrofisme dan konsep uniformitarianisme (King, 1976). Konsep katastrofisme
dikemukakan oleh Abraham Kitlob Wenner (1979-1817). Konsep tersebut muncul atas
dasar pengamatan Wennerpada strata batuan yang ternyata setiap stratum
(lapisan) memiliki sifat yang khas. Hasil pengamatan tersebut diformulasikan
menjadi konsep lahirnya bumi yang berasal dari basin lautan yang besar. Wenner
berpandangan bahwa setiap stratum batuan terjadi pads suatu dasar tubuh
perairan yang luas kemudian mengendapkan sedimennya di atas stratum yang ada
sebelumnya. Material yang lebih mampat terendapkan oleh larutan yang
pekat/kental. Pada waktu material secara berangsur-angsur diendapkan, laut
secara berangsur-angsur menyusut sehingga terbentuk daerah yang sekarang ini.
Pandangan Wenner lain yang terkait dengan konsep dasar geomorfologi adalah:
a.
batuan dasar yang berupa batuan granit tidak
berfosil;
b.
setiap gradien sungai akan mencapai tingkat
keseimbangan, dan gradien sungai merupakan fungsi dari kecepatan, debit dan
muatan sedimen;
c.
seluruh sistem sungai merupakan suatu sistem
yang terintegrasi.
Geomorfologi iklim
Selama zaman imperialisme baru di
akhir abad 19, penjelajah Eropa dan ilmuwan melakukan perjalanan melintasi
dunia membawa deskripsi lanskap dan bentang alam. Seiring pengetahuan
geografis meningkat dari waktu ke waktu pengamatan ini disistematisasi dalam
pencarian pola regional. Iklim muncul sebagai faktor utama untuk
menjelaskan distribusi bentuk lahan dalam skala besar. Geomorfologi
iklim awal yang dikembangkan terutama di benua Eropa sementara di
dunia berbahasa Inggris kecenderungan tersebut tidak eksplisit sampai publikasi
tahun 1960 Peltier pada siklus erosi periglcial .
Geomorfologi iklim dikritik dalam
sebuah artikel tinjauan tahun 1969 oleh proses
geomorfologi DR Stoddart. Kritikan oleh Stoddart terbukti
"menghancurkan" yang memicu turunnya popularitas geomorfologi iklim
pada akhir abad ke-20. Stoddart mengkritik geomorfologi iklim untuk menerapkan
metodologi yang dianggap "sepele" dalam membangun perbedaan bentuk
lahan antara zona morfoklimatik, dikaitkan dengan geomorfologi
davisian dan dengan dugaan mengabaikan kenyataan bahwa hukum fisika yang
mengatur proses sama di seluruh dunia. Selain itu beberapa konsepsi geomorfologi
iklim, seperti yang berpendapat bahwa pelapukan kimia lebih cepat terjadi di
iklim tropis daripada di iklim dingin terbukti tidak lurus secara benar.
sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Geomorfologi