Teknik Budidaya Tanaman Stroberi
Tanaman Stroberi adalah buah yang banyak
orang sukai, biasanya hidup di daerah sub tropis. Namun meskipun di Indonesia
memiliki iklim tropis, tanaman stroberi masih bisa tumbuh dengan subur.
Tentunya tidak di semua tempat di Indonesia, hanya daerah-daerah tertentu saja
yang bisa di budidayakan tanaman stroberi.
1. Memilih Varietas Unggul Tanaman Stroberi
Pertama mari kita mengenal Varietas
unggul yang di budidayakan adalah jenis Sweet charlie (berasal dari Amerika
Serikat) dan Rosalinda (berasal dari Florida). Stroberi Sweet charlie memiliki
ciri khas yaitu produksi tunas lebih awal, memiliki aroma yang tergolong kuat,
cepat berbuah, buah besar dengan warna jingga hingga merah, tahan terhadap
serangan hama Colletotrichum, rasa buah yang manis keasaman, tangkai bunga
bercabang banyak, daun lebar berwarna hijau muda, tangkai daun panjang dan
tegak kaku, banyak bulu pada tangkainya, serta bentuk buah cenderung kerucut.
Varietas Rosalinda merupakan stroberi
yang berciri-ciri tangkai daun yang lebih tegak lurus, menghasilkan lebih
sedikit stolon daripada jenis Sweet charlie, memproduksi buah dalam waktu sama
dengan Sweet charlie, tangkai daun lebih kaku dan teksturnya lebih kasar,
memiliki hasil panen yang tinggi dengan ukuran buah yang lebih besar daripada
jenis Sweet charlie, bentuk buah bulat dan melebar pada ujung buah, buah lebih
tahan lama karena kulit buah lebih tebal, rasa buah lebih manis jika berwarna
merah, bentuk buah yang bulat lonjong tidak seperti stroberi jenis Sweet
charlie. Kedua varietas tersebut sangat cocok dibudidayakan untuk agrowisata
secara terus menerus yang berupaya meningkatkan produksi di perusahaan.
2. Pembibitan (pre-nursery) tanaman stroberi
Pembibitan adalah kegiatan yang
dilakukan untuk memperoleh bibit tanaman stroberi sebagai bahan tanam untuk
kegiatan penanaman dan penyulaman pada tanaman. Bibit stroberi pertama kali
diimpor dari Australia oleh salah satu perusahaan agribisnis di Bali. Bibit
tanaman stroberi bisa kita beli di perusahaan agribisnis dengan harga kurang
lebih Rp1.500/bibit. (Namun tidak tahu sekarang).
Atau bisa juga mengembangkan kegiatan
pengadaan bibit stroberi secara mandiri atau membuat bibit sendiri. Bibit
diperoleh secara vegetatif melalui pemecahan crown dan stolon. Karakteristik
bibit hasil perbanyakan secara vegetatif memiliki sifat yang sama dengan
induknya. Oleh karena itu, dalam pemilihan tanaman induk harus dipilih tanaman
induk yang memiliki pertumbuhan yang baik serta sehat (tidak terserang hama dan
penyakit).
Tanaman induk untuk perbanyakan
vegetatif diambil dari tanaman induk yang sudah berumur enam sampai dengan
sepuluh bulan. Tanaman stroberi setelah berumur delapan bulan harus diganti
dengan tanaman yang baru. Pengambilan crown (bongkaran tanaman) dan stolon
dapat dilakukan dengan melihat umur tanaman pada setiap blok, karena dalam
setiap blok tanaman stroberi memiliki umur tanam yang berbeda-beda.
Ada tiga tahapan yang dilakukan dalam
kegiatan perbanyakan tanaman (pembibitan) stroberi secara vegetatif, anatara
lain yaitu 1) pembuatan media tanam pembibitan, 2) metode pembibitan, 3)
pemeliharaan bibit:
1.
Pembuatan media tanam pembibitan
Media tanam yang digunakan adalah tanah
katel, tanah yang berasal dari endapan sungai yang diambil dari pegunungan.
Tanah katel ini memiliki tekstur yang lembut, tidak terlalu menggumpal,
berbentuk seperti pasir dan berwarna coklat. Kemudian dicampur dengan pupuk
kandang dengan perbandingan 1:1. Setelah itu tanah katel yang sudah dicampur
dengan pupuk kandang dimasukkan kedalam polybag kecil berukuran 12×12
centimeter. Pembuatan media tanam untuk bibit stroberi dilakukan pada pagi
sampai sore hari berkisar pukul 06:00-16:00 WIB dengan menggunakan tenaga kerja
borongan. Setelah media sudah dimasukkan pada polybag, kemudian polybag di tata
rapi pada tempat pembibitan (rak) atau teras tanah langsung.
2. Metode pembibitan
Pembibitan tanaman stroberi dilakukan
dengan menggunakan dua cara yaitu:
1) Pembibitan meggunakan crown
(bongkaran tanaman stroberi)
Crown adalah batang utama pada stroberi
yang berukuran sangat pendek. Bongkaran tanaman stroberi berasal dari
pembongkaran tanaman stroberi yang masa produksinya sudah menurun, biasanya PT
Kusuma Satria Agrobio Tani Perkasa memilih tanaman yang berumur enam sampai
dengan delapan bulan karena di perusahaan tersebut hanya menanam tanaman
stroberi hingga berumur delapan bulan saja.
Tanaman dicabut untuk dijadikan bibit
dengan cara membongkar rumpun tanaman dan mengambil tunas muda pada tanaman
tersebut, ciri-cirinya ada minimal satu daun muda terutama daun yang kuncup
(belum mekar), terdapat akar muda yang berwarna putih kemerah-merahan, membuang
daun-daun tua hingga menyisakan dua sampai dengan tiga daun, sisa daun tersebut
kemudian dipotong sedikit agar mengurangi terjadinya penguapan pada tanaman,
memotong akar yang sudah tua (berwarna coklat kehitaman dan kering) dengan
menggunakan gunting pangkas, kemudian memotong batang tanaman yang berada
ditengah-tengah akar berukuran besar dan keras menggunakan gunting pangkas, dan
menyisakan akar serabut (akar kecil) yang tidak terlalu tua dengan memotong
satu sampai dengan dua centimeter dari batang tanaman.
Kemudian bibit yang sudah di potong
direndam kedalam air yang sudah dicampur dengan ZPT (zat pengatur tumbuh)
Atonik, agar mempercepat pertumbuhan akar dan menjaga kelembaban sebelum
ditanam pada polybag kecil. Setelah itu bibit di tanam pada polybag kecil
berukuran 12×12 centimeter yang sudah disiapkan dengan media tanam dan sudah
ditata dengan rapi diatas rak beratap paranet berwarna hitam, untuk menaungi
dan mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke areal pembibitan.
2) Pembibitan menggunakan stolon (sulur
tanaman stroberi)
Stolon adalah tunas yang tumbuh dari
bonggol batang yang menjalar hingga mencapai 30 centimeter. Stolon atau yang
biasa disebut dengan sulur terdiri dari stolon primer, stolon sekunder, dan
stolon tersier. Stolon yang baik digunakan untuk pembibitan adalah stolon yang
terdapat pada urutan pertama dan kedua (stolon primer dan stolon sekunder)
karena memiliki perakaran yang bagus, sedangkan sulur pada urutan yang ketiga
(tersier) biasanya memiliki perakaran yang kurang baik dan produksinya juga
kurang baik. Bibit stolon lebih banyak muncul di musim hujan dan lebih banyak
tumbuh pada tanaman baru. Pada satu induk tanaman biasanya terdapat 3 sampai
dengan 4 stolon (anakan).
Stolon tersebut diambil dari tanaman
stroberi dengan cara pilih stolon pada bagian pertama dan kedua (stolon
sekunder dan stolon primer), kemudian dipotong menggunakan gunting pangkas dan
dikumpulkan di tempat pembibitan, setelah itu potong stolon dengan meyisakan
calon akar yang terdapat pada stolon, kemudian potong sedikit bagian daun yang
sudah terlalu lebar yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya penguapan
tanaman saat keadaan suhu tinggi, lalu direndam kedalam ember berisi air dengan
campuran Atonik (ZPT), dan yang terakhir stolon ditanam pada polybag kecil yang
sudah disiram dengan air, agar kelembaban tanah
pada polybag tetap terjaga.
Pelaksanaan kegiatan pembibitan harus
segera dilakukan apabila tanaman stroberi yang berada di lahan sudah
menghasilkan stolon. Apabila tidak segera dilakukan, tanaman stroberi tersebut
akan memperpanjang masa vegetatifnya dan tidak menghasilkan buah stroberi.
Stolon yang siap digunakan untuk pembibitan adalah stolon yang mempunyai calon
akar berwarna agak kemerah-merahan (akar muda). Pada umumnya, tanaman stroberi
dapat menghasilkan stolon pada umur tiga sampai dengan empat bulan.
b. Pemeliharaan bibit stroberi
Bibit stroberi yang sudah ditanam di
polybag kecil dan sudah ditata dengan rapi diatas rak maupun dibawah rak harus
dirawat dengan baik agar bibit bisa dipindahkan pada polybag besar (galangsi).
Penyiraman bibit stroberi dilakukan setiap pagi hari untuk mencegah terjadinya
penguapan (agar tidak layu) pada musim penghujan penyiraman dilakukan tiga
sampai dengan empat hari sekali, sedangkan pada musim kemarau penyiraman
dilakukan satu hari sekali.
Penyiraman dilakukan dengan sistem
irigasi secara manual yaitu dengan menyiram menggunakan selang. Kegiatan
pembersihan gulma yang tumbuh disekitar bibit dilakukan secara manual. Pada
perawatan bibit tidak dilakukan penambahan pupuk kimia dan penggunaan pestisida.
Tempat pembibitan harus di beri naungan
dengan paranet berwarna hitam untuk mengurangi adanya sinar matahari secara
langsung, menurunkan suhu tanah pada siang hari, menjaga kelembaban tanah,
mengurangi tekanan air hujan, dan menghemat penyiraman air (air tidak cepat
menguap). Setelah bibit berumur tiga sampai dengan empat minggu, bibit dapat
dipindah pada polybag besar (galangsi). Biasanya pada umur tiga sampai dengan
empat minggu sudah harus di pilah agar bibit yang baik dan bibit yang rusak
bisa dipisahkan.
Ciri-ciri bibit stroberi yang sudah siap
dipindah pada galangsi adalah akar yang sudah keluar dari polybag, muncul tunas
muda yang baru, dan jumlah daun bertambah. Selanjutnya bibit dipilih dan bibit
dibersihkan dari gulma ataupun daun bibit yang rusak. Kemudian bibit yang sudah
siap tanam, dikumpulkan kedalam ember atau krat pembibitan untuk dibawa ke
lokasi penanaman. Setelah bibit sampai dilokasi penanaman, bibit diletakan pada
karung (galangsi) sebanyak tiga tanaman (bibit) per karung (galangsi).
c. Persiapan lahan penanaman (media
tanam)
Kegiatan persiapan media tanam sangat
penting dilakukan karena bertujuan untuk pertumbuhan tanaman lebih baik.
Penanaman stroberi dilakukan pada media karung (galangsi). Karung tersebut
berdiameter 50 centimeter dan tinggi karung kurang lebih 70 centimeter. Karung
(galangsi) tersebut adalah bekas wadah biji plastik, penggunaan karung ini
sebagai media tanam karena sifat karung yang dapat tahan lama. Karena lapisan
karung sangat tebal sehingga dapat bertahan satu sampai dengan tiga tahun.
Pengisian media tanam ke dalam karung ada dua tahap.
Tahap pertama, apabila pengisian media
dari awal atau karung dengan keadaan kosong, maka media yang disiapkan adalah
tanah murni (top soil), pupuk kompos atau pupuk kandang dengan komposisi
perbandingan 1:1, dan dolomit atau menggunakan kapur (gamping). Pemberian zat
kapur (gamping) ini adalah bertujuan untuk mengatur Ph tanah.
Tahap kedua yaitu, apabila karung
(galangsi) sudah terisi media tanah, maka kegitan yang harus dilakukan adalah
hanya menambah pupuk kandang dan zat kapur saja. Pada tahap kedua ini mula-mula
tanah atau media yang sudah ada dalam karung dikeluarkan untuk dicampur dengan
pupuk kandang dan zat kapur. Tanah yang dikeluarkan hanya sedikit atau
berukuran satu cangkulan (kurang lebih 30 cm).
Selanjutnya media dicampurkan secara
merata dengan perbandingan tanah dan pupuk kandang 1:1. Setelah dicampur
merata, kemudian media dimasukan kembali dalam karung (galangsi), selanjutnya
dibiarkan selama tiga sampai dengan lima hari agar kelembaban tanah stabil.
Biasanya dalam satu blok lahan menghabiskan kurang lebih 60 karung pupuk
organik atau juga bisa
menggunakan pupuk kompos kandang dan setengah karung zat
kapur.
2. Penanaman
Penanaman stroberi
dilakukan pada pagi hari agar mengurangi terjadinya penguapan pada suhu
tanaman. Sebelum melakukan kegiatan penanaman, karung yang siap ditanami bibit
harus dilakukan pengocoran (penyiraman) menggunakan Termikon 25EC berbahan
aktif alfamertin dengan takaran 2 mililiter per satu liter air yang bertujuan
untuk pengendalian hama Uret, Rayap, dan semut.
1.
Melepaskan bibit dari polybag dengan cara menekan polybag satu sampai dua
kali yang bertujuan untuk memadatkan tanah yang ada di dalam polybag dan
memudahkan saat melepas polybagnya, kemudian bibit dijepit dengan jari telunjuk
dan jari tengah dengan posisi bibit terbalik. Setelah itu polybag ditarik
dengan memegang belakang polybag yang sudah dibalik secara perlahan agar media
dan bibit tidak rusak.
2.
Setelah bibit terlepas dari polybag, kemudian dibuat lubang tanam pada
karung (galangsi) agar bibit dapat langsung ditanam. Kedalaman lubang tanam
kurang lebih 10 centimeter, posisi lubang tanam berada di setiap pinggiran
karung yang bertujuan agar tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik dan pada
saat berbuah buahnya akan menggelantung keluar karung sehingga buah tidak
terkena tanah secara langsung yang akan menyebabkan buah menjadi busuk.
3.
Bibit kemudian langsung ditanam dan pada saat penanaman tunas pada tanaman
tidak boleh sampai tertutup oleh tanah, karena akan mengakibatkan tunas busuk
dan tanaman akan mudah mati.
4.
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan penyiraman pada bibit yang sudah
ditanam pada karung (galangsi) dengan menggunakan sprinkle.
Pemindahan bibit dari polybag kecil ke
karung (galangsi) dengan cara tersebut dapat mengurangi kerusakan pada bibit
yang akan ditanam. Selain itu, agar tidak terlalu mengalami stres pada tanaman
saat pemindahan ke dalam karung (galangsi). Polybag pembibitan yang sudah
terlepas dari bibit juga dapat digunakan kembali untuk kegiatan pembibitan
selanjutanya.
Penataan karung (galangsi) pada setiap
blok lahan harus dilakukan dengan benar, karena bertujuan untuk mempermudah
dalam perawatan tanaman stroberi, pemupukan, pemanenan stroberi dan pemetikan
stroberi untuk pengunjung. Dalam setiap karung (galangsi) terdiri dari 3
tanaman dengan jarak tanam pada setiap lubang tanam adalah 20 sentimeter dan
dengan pola tanam berbentuk segitiga sama kaki.
Berikut Gambar Pola penanaman
stroberi pada galangsi, simbol X adalah tanaman.
Tanaman stroberi yang terdiri dari tiga
tanaman dalam setiap karung (galangsi) bertujuan agar dapat menghemat tempat
atau lebih efisien dibandingkan dengan penanaman stroberi dengan dua tanaman
dalam setiap karung (galangsi). Selain itu, produksi yang diharapkan juga akan
lebih banyak dibanding dengan dua tanaman. Penataan atau penempatan karung
(galangsi) dengan pola zig-zag atau karyawan menyebutnya dengan pola tanam
untualang (pola tanam zig-zag) juga lebih mudah untuk perawatan tanaman
stroberi daripada pola tanam yang hanya berbentuk barisan lurus.
3. Pemeliharaan tanaman Stroberi
Pemeliharaan pada tanaman stroberi
dilakukan untuk menjaga tanaman dari hama dan penyakit serta menunjang
pertumbuhan tanaman stroberi agar optimal. Pemeliharaan tanaman stroberi ini
juga bertujuan untuk memaksimalkan hasil produksi stroberi. Kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman, penyiangan gulma, pemangkasan
(wiwil), penyulaman, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit tanaman
(PHPT).
1. Penyiraman
Air merupakan faktor penting dalam
budidaya tanaman stroberi. Bila tanaman kekurangan air maka akan mengganggu
pertumbuhan tanaman. Pengairan di kebun stroberi menggunakan tekhnik irigasi
overhead sprinkle. Penyiraman stroberi dilakukan sesuai dengan kondisi lapang.
Pada saat musim kemarau penyiraman dilakukan selama lima belas sampai dengan
dua puluh menit dan pada musim penghujan dilakukan selama lima menit.
Kegiatan penyiraman dilakukan setiap
pagi hari saat jam kerja karyawan yaitu pukul 06:00 WIB, agar air penyiraman
dapat membersihkan embun yang menempel pada tanaman. Karena embun yang menempel
dapat merusak tanaman terutama pada bagian daunnya yaitu adanya penyakit embun
upas yang berakibat daun berubah menjadi bintik-bintik coklat yang kelamaan
akan menjadi berlubang.
Penyiraman pada musim penghujan biasanya
juga dilakukan pada saat tanah dalam karung (galangsi) terlihat kering.
Sedangkan pada saat musim kemarau peyiraman dilakukan tidak hanya menggunakan
sprinkle, tetapi juga dilakukan dengan cara manual yaitu menyiram tanaman
dengan menggunakan selang. Karena pada saat musim kemarau sumber air sangat
sulit didapatkan, sehingga sprinkle tdak mengalir dengan deras (cepat).
Sprinkle yang digunakan berjenis
gravitasi, karena kelebihan penggunaan jenis sprinkle ini lebih efisien, dapat
menghemat waktu dan tenaga kerja, namun penggunaan sprinkle juga memiliki
kelemahan yaitu biaya pemasangan sprinkle yang terlalu mahal, banyak air yang
terbuang karena tidak tepat sasaran, tidak semua karung (galangsi) mendapatkan
volume penyiraman yang merata.
Jenis sprinkle yang digunakan menggunakan
sistem permanen pada lahan, yaitu sistem jaringan pipa. Jarak antar sprinkle
pada setiap lahan kurang lebih 5 meter, sedangkan tinggi sprinkle berkisar 1
meter sampai dengan 1,5 meter. Sumber air irigasi sprinkle ini berasal dari
sumur bor yang ada dilahan stroberi. Apabila terjadi kemarau panjang dan
sumber air dalam sumur mengering, alternatif pengairan yang dapat dilakukan
adalah memanfaatkan air sungai.
2. Penyulaman
Kerusakan bibit yang baru ditanam
umumnya masih dijumpai akibat berbagai hal diantaranya tanaman yang mengalami
stres saat pemindahan ke galangsi, adanya hama dan penyakit ataupun abnormal
pertumbuhan. Oleh sebab itu untuk mengembalikan jumlah populasi tanaman perlu
dilakukan penyulaman. Penyulaman merupakan kegiatan mengganti bibit yang telah
rusak, tercabut saat pewiwilan, mati atau pertumbuhannya kurang bagus.
Kegiatan penyulaman tanaman stroberi
dilaksanakan pada pagi hari agar tanaman tidak mengalami penguapan suhu terlalu
lama. Penyulaman dilakukan saat tanaman berumur 14 hari setelah tanam. Cara
penyulaman yaitu adalah dengan mencabut tanaman yang sudah mati atau tanaman
yang pertumbuhannya tidak normal, kemudian bibit yang sudah diseleksi dari
pembibitan ditanam pada bekas tanaman yang baru dicabut. Cara penanamannya sama
dengan cara menanam tanaman stroberi pada awal tanam.
3. Penyiangan gulma
Penyiangan gulma ialah kegiatan
pemeliharaan yang harus dilakukan agar memperoleh hasil produksi stroberi yang
tinggi. Penyiangan merupakan kegiatan membersihkan lahan dari tanaman pengganggu
yang disebut gulma. Kehadiran gulma pada sekitar tanaman stroberi dapat
menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air, sinar matahari, dan unsur hara
tanah dalam galangsi.
Penyiangan dilakukan setiap satu bulan
sekali dan biasanya dilakukan lebih intensif pada musim hujan dibandingkan
dengan musim kemarau karena pertumbuhan gulma pada musim hujan lebih cepat
dibandingkan pada musim kemarau. Namun penyiangan yang dilakukan di lapangan
dengan cara melihat populasi gulma yang tumbuh di sekitar tanaman stroberi.
Jenis
Gulma yang sering
tumbuh pada sekitar tanaman stroberi yaitu gulma yang berjenis daun sempit
(Grasses) seperti jakut pahit (Paspalum conjugatum berg) dan rumput teki
(Cyperus rotundus), gulma berdaun lebar (Broad Leaves) seperti putri malu
(Mimosa pudica), bayam duri (Amaranthus spinosus), wedusan (Ageratum
cobyzoides), krokot (Portulaca oleracea), dan ada gulma berjenis gulma air
yaitu semanggi (Marsilea crenata).
Penyiangan gulma dilakukan dengan dua
cara yaitu, penyiangan secara manual (dicabut menggunakan tangan) dan
penyiangan menggunakan herbisida (round up). Penyiangan manual dilakukan pada
setiap gulma yang tumbuh di sekitar tanaman dalam karung (galangsi), karena
untuk mencegah tanaman terkena racun herbisida (round up).
Sedangkan penyiangan dengan menggunakan
herbisida dilakukan hanya di sekitar jalur perawatan tanaman. Penyemprotan
herbisida / Biopestisida dilakukan dengan cara melarutkan
150 mililiter round up dengan air yang dimasukan dalam tangki knapsack sprayer
bervolume 15 liter, lalu setelah larutan tercampur merata dengan air aplikasi
herbisida dapat dilakukan dengan menyemprotkannya pada gulma yang tumbuh diluar
galangsi. Kegiatan penyiangan gulma juga sering dilakukan bersamaan dengan
kegiatan pemangkasan (wiwil).
4. Pemangkasan (wiwil)
Kegiatan wiwil yaitu kegiatan
merontokkan daun yang sudah tua atau kering dan penjarangan bunga pada tanaman
yang ditanam pada glangsi berumur 1-2 bulan. Hal ini dilakukan agar
tanaman stroberi dapat memiliki batang yang kuat sebelum akhirnya dapat
menopang buah. Selain itu, proses wiwil juga dapat mencegah pertumbuhan
tanaman yang kerdil karena terlalu cepat berbuah sebelum waktunya.
Ada dua cara melakukan kegiatan wiwil
yaitu, wiwil ringan dan wiwil berat. Wiwil ringan adalah kegiatan membuang daun
tua dan tangkai bunga. Kegiatan ini dilakukan pada umur tanaman 15 hari setelah
tanam dengan membuang bunga dan daun coklat. Dan pada umur satu bulan wiwil
dilakukan dengan membuang bunga stroberi kedua yang muncul, karena pada umur
satu bulan tanaman stroberi belum waktunya untuk menghasilkan buah atau belum
memproduksi buah dengan baik.
Wiwil berat adalah kegiatan membuang daun
tua dan kering. Kegiatan ini dilakukan pada tanaman yang berumur empat sampai
dengan enam bulan. Kegiatan ini adalah membuang semua daun tua sampai tanaman
stroberi kelihatan bagus, biasanya tanaman hanya tersisa tiga sampai dengan
empat daun saja. Selain kegiatan tersebut, kegiatan lain juga melakukan
penjarangan buah. Kegitan yang dilakukan yaitu menepikan buah kebagian luar
karung (galangsi) sehingga stroberi akan menggantung dan tidak menyentuh tanah
yang akan menyebabkan busuk buah, selain itu dapat memudahkan pengunjung
memetik buah. Kegiatan ini juga dilakukan untuk membuang buah yang sudah busuk
sebelum dipetik agar tidak menyebar pada buah lainnya.
No comments:
Post a Comment