Tuesday, May 2, 2017

tehnik budidaya tanaman strobery lengkap

Teknik Budidaya Tanaman Stroberi
Tanaman Stroberi adalah buah yang banyak orang sukai, biasanya hidup di daerah sub tropis. Namun meskipun di Indonesia memiliki iklim tropis, tanaman stroberi masih bisa tumbuh dengan subur. Tentunya tidak di semua tempat di Indonesia, hanya daerah-daerah tertentu saja yang bisa di budidayakan tanaman stroberi.
1. Memilih Varietas Unggul Tanaman Stroberi
Pertama mari kita mengenal Varietas unggul yang di budidayakan adalah jenis Sweet charlie (berasal dari Amerika Serikat) dan Rosalinda (berasal dari Florida). Stroberi Sweet charlie memiliki ciri khas yaitu produksi tunas lebih awal, memiliki aroma yang tergolong kuat, cepat berbuah, buah besar dengan warna jingga hingga merah, tahan terhadap serangan hama Colletotrichum, rasa buah yang manis keasaman, tangkai bunga bercabang banyak, daun lebar berwarna hijau muda, tangkai daun panjang dan tegak kaku, banyak bulu pada tangkainya, serta bentuk buah cenderung kerucut.
Varietas Rosalinda merupakan stroberi yang berciri-ciri tangkai daun yang lebih tegak lurus, menghasilkan lebih sedikit stolon daripada jenis Sweet charlie, memproduksi buah dalam waktu sama dengan Sweet charlie, tangkai daun lebih kaku dan teksturnya lebih kasar, memiliki hasil panen yang tinggi dengan ukuran buah yang lebih besar daripada jenis Sweet charlie, bentuk buah bulat dan melebar pada ujung buah, buah lebih tahan lama karena kulit buah lebih tebal, rasa buah lebih manis jika berwarna merah, bentuk buah yang bulat lonjong tidak seperti stroberi jenis Sweet charlie. Kedua varietas tersebut sangat cocok dibudidayakan untuk agrowisata secara terus menerus yang berupaya meningkatkan produksi di perusahaan.
2. Pembibitan (pre-nursery) tanaman stroberi
Pembibitan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh bibit tanaman stroberi sebagai bahan tanam untuk kegiatan penanaman dan penyulaman pada tanaman. Bibit stroberi pertama kali diimpor dari Australia oleh salah satu perusahaan agribisnis di Bali.  Bibit tanaman stroberi bisa kita beli di perusahaan agribisnis dengan harga kurang lebih  Rp1.500/bibit. (Namun tidak tahu sekarang).
Atau bisa juga mengembangkan kegiatan pengadaan bibit stroberi secara mandiri atau membuat bibit sendiri. Bibit diperoleh secara vegetatif melalui pemecahan crown dan stolon. Karakteristik bibit hasil perbanyakan secara vegetatif memiliki sifat yang sama dengan induknya. Oleh karena itu, dalam pemilihan tanaman induk harus dipilih tanaman induk yang memiliki pertumbuhan yang baik serta sehat (tidak terserang hama dan penyakit).
Tanaman induk untuk perbanyakan vegetatif diambil dari tanaman induk yang sudah berumur enam sampai dengan sepuluh bulan. Tanaman stroberi setelah berumur delapan bulan harus diganti dengan tanaman yang baru. Pengambilan crown (bongkaran tanaman) dan stolon dapat dilakukan dengan melihat umur tanaman pada setiap blok, karena dalam setiap blok tanaman stroberi memiliki umur tanam yang berbeda-beda.
Ada tiga tahapan yang dilakukan dalam kegiatan perbanyakan tanaman (pembibitan) stroberi secara vegetatif, anatara lain yaitu 1) pembuatan media tanam pembibitan, 2) metode pembibitan, 3) pemeliharaan bibit:
1.    Pembuatan media tanam pembibitan
Media tanam yang digunakan adalah tanah katel, tanah yang berasal dari endapan sungai yang diambil dari pegunungan. Tanah katel ini memiliki tekstur yang lembut, tidak terlalu menggumpal, berbentuk seperti pasir dan berwarna coklat. Kemudian dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setelah itu tanah katel yang sudah dicampur dengan pupuk kandang dimasukkan kedalam polybag kecil berukuran 12×12 centimeter. Pembuatan media tanam untuk bibit stroberi dilakukan pada pagi sampai sore hari berkisar pukul 06:00-16:00 WIB dengan menggunakan tenaga kerja borongan. Setelah media sudah dimasukkan pada polybag, kemudian polybag di tata rapi pada tempat pembibitan (rak) atau teras tanah langsung.
2. Metode pembibitan
Pembibitan tanaman stroberi dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu:
1) Pembibitan meggunakan crown (bongkaran tanaman stroberi)
Crown adalah batang utama pada stroberi yang berukuran sangat pendek. Bongkaran tanaman stroberi berasal dari pembongkaran tanaman stroberi yang masa produksinya sudah menurun, biasanya PT Kusuma Satria Agrobio Tani Perkasa memilih tanaman yang berumur enam sampai dengan delapan bulan karena di perusahaan tersebut hanya menanam tanaman stroberi hingga berumur delapan bulan saja.
Tanaman dicabut untuk dijadikan bibit dengan cara membongkar rumpun tanaman dan mengambil tunas muda pada tanaman tersebut, ciri-cirinya ada minimal satu daun muda terutama daun yang kuncup (belum mekar), terdapat akar muda yang berwarna putih kemerah-merahan, membuang daun-daun tua hingga menyisakan dua sampai dengan tiga daun, sisa daun tersebut kemudian dipotong sedikit agar mengurangi terjadinya penguapan pada tanaman, memotong akar yang sudah tua (berwarna coklat kehitaman dan kering) dengan menggunakan gunting pangkas, kemudian memotong batang tanaman yang berada ditengah-tengah akar berukuran besar dan keras menggunakan gunting pangkas, dan menyisakan akar serabut (akar kecil) yang tidak terlalu tua dengan memotong satu sampai dengan dua centimeter dari batang tanaman.
Kemudian bibit yang sudah di potong direndam kedalam air yang sudah dicampur dengan ZPT (zat pengatur tumbuh) Atonik, agar mempercepat pertumbuhan akar dan menjaga kelembaban sebelum ditanam pada polybag kecil. Setelah itu bibit di tanam pada polybag kecil berukuran 12×12 centimeter yang sudah disiapkan dengan media tanam dan sudah ditata dengan rapi diatas rak beratap paranet berwarna hitam, untuk menaungi dan mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke areal pembibitan.
2) Pembibitan menggunakan stolon (sulur tanaman stroberi)
Stolon adalah tunas yang tumbuh dari bonggol batang yang menjalar hingga mencapai 30 centimeter. Stolon atau yang biasa disebut dengan sulur terdiri dari stolon primer, stolon sekunder, dan stolon tersier. Stolon yang baik digunakan untuk pembibitan adalah stolon yang terdapat pada urutan pertama dan kedua (stolon primer dan stolon sekunder) karena memiliki perakaran yang bagus, sedangkan sulur pada urutan yang ketiga (tersier) biasanya memiliki perakaran yang kurang baik dan produksinya juga kurang baik. Bibit stolon lebih banyak muncul di musim hujan dan lebih banyak tumbuh pada tanaman baru. Pada satu induk tanaman biasanya terdapat 3 sampai dengan 4 stolon (anakan).
Stolon tersebut diambil dari tanaman stroberi dengan cara pilih stolon pada bagian pertama dan kedua (stolon sekunder dan stolon primer), kemudian dipotong menggunakan gunting pangkas dan dikumpulkan di tempat pembibitan, setelah itu potong stolon dengan meyisakan calon akar yang terdapat pada stolon, kemudian potong sedikit bagian daun yang sudah terlalu lebar yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya penguapan tanaman saat keadaan suhu tinggi, lalu direndam kedalam ember berisi air dengan campuran Atonik (ZPT), dan yang terakhir stolon ditanam pada polybag kecil yang sudah disiram dengan air, agar kelembaban tanah pada polybag tetap terjaga.
Pelaksanaan kegiatan pembibitan harus segera dilakukan apabila tanaman stroberi yang berada di lahan sudah menghasilkan stolon. Apabila tidak segera dilakukan, tanaman stroberi tersebut akan memperpanjang masa vegetatifnya dan tidak menghasilkan buah stroberi. Stolon yang siap digunakan untuk pembibitan adalah stolon yang mempunyai calon akar berwarna agak kemerah-merahan (akar muda). Pada umumnya, tanaman stroberi dapat menghasilkan stolon pada umur tiga sampai dengan empat bulan.

b. Pemeliharaan bibit stroberi
Bibit stroberi yang sudah ditanam di polybag kecil dan sudah ditata dengan rapi diatas rak maupun dibawah rak harus dirawat dengan baik agar bibit bisa dipindahkan pada polybag besar (galangsi). Penyiraman bibit stroberi dilakukan setiap pagi hari untuk mencegah terjadinya penguapan (agar tidak layu) pada musim penghujan penyiraman dilakukan tiga sampai dengan empat hari sekali, sedangkan pada musim kemarau penyiraman dilakukan satu hari sekali.
Penyiraman dilakukan dengan sistem irigasi secara manual yaitu dengan menyiram menggunakan selang. Kegiatan pembersihan gulma yang tumbuh disekitar bibit dilakukan secara manual. Pada perawatan bibit tidak dilakukan penambahan pupuk kimia dan penggunaan pestisida.
Tempat pembibitan harus di beri naungan dengan paranet berwarna hitam untuk mengurangi adanya sinar matahari secara langsung, menurunkan suhu tanah pada siang hari, menjaga kelembaban tanah, mengurangi tekanan air hujan, dan menghemat penyiraman air (air tidak cepat menguap). Setelah bibit berumur tiga sampai dengan empat minggu, bibit dapat dipindah pada polybag besar (galangsi). Biasanya pada umur tiga sampai dengan empat minggu sudah harus di pilah agar bibit yang baik dan bibit yang rusak bisa dipisahkan.
Ciri-ciri bibit stroberi yang sudah siap dipindah pada galangsi adalah akar yang sudah keluar dari polybag, muncul tunas muda yang baru, dan jumlah daun bertambah. Selanjutnya bibit dipilih dan bibit dibersihkan dari gulma ataupun daun bibit yang rusak. Kemudian bibit yang sudah siap tanam, dikumpulkan kedalam ember atau krat pembibitan untuk dibawa ke lokasi penanaman. Setelah bibit sampai dilokasi penanaman, bibit diletakan pada karung (galangsi) sebanyak tiga tanaman (bibit) per karung (galangsi).
c. Persiapan lahan penanaman (media tanam)
Kegiatan persiapan media tanam sangat penting dilakukan karena bertujuan untuk pertumbuhan tanaman lebih baik. Penanaman stroberi dilakukan pada media karung (galangsi). Karung tersebut berdiameter 50 centimeter dan tinggi karung kurang lebih 70 centimeter. Karung (galangsi) tersebut adalah bekas wadah biji plastik, penggunaan karung ini sebagai media tanam karena sifat karung yang dapat tahan lama. Karena lapisan karung sangat tebal sehingga dapat bertahan satu sampai dengan tiga tahun. Pengisian media tanam ke dalam karung ada dua tahap.
Tahap pertama, apabila pengisian media dari awal atau karung dengan keadaan kosong, maka media yang disiapkan adalah tanah murni (top soil), pupuk kompos atau pupuk kandang dengan komposisi perbandingan 1:1, dan dolomit atau menggunakan kapur (gamping). Pemberian zat kapur (gamping) ini adalah bertujuan untuk mengatur Ph tanah.
Tahap kedua yaitu, apabila karung (galangsi) sudah terisi media tanah, maka kegitan yang harus dilakukan adalah hanya menambah pupuk kandang dan zat kapur saja. Pada tahap kedua ini mula-mula tanah atau media yang sudah ada dalam karung dikeluarkan untuk dicampur dengan pupuk kandang dan zat kapur. Tanah yang dikeluarkan hanya sedikit atau berukuran satu cangkulan (kurang lebih 30 cm).
Selanjutnya media dicampurkan secara merata dengan perbandingan tanah dan pupuk kandang 1:1. Setelah dicampur merata, kemudian media dimasukan kembali dalam karung (galangsi), selanjutnya dibiarkan selama tiga sampai dengan lima hari agar kelembaban tanah stabil. Biasanya dalam satu blok lahan menghabiskan kurang lebih 60 karung pupuk organik atau juga bisa menggunakan pupuk kompos kandang dan setengah karung zat kapur.

2.    Penanaman

Penanaman stroberi dilakukan pada pagi hari agar mengurangi terjadinya penguapan pada suhu tanaman. Sebelum melakukan kegiatan penanaman, karung yang siap ditanami bibit harus dilakukan pengocoran (penyiraman) menggunakan Termikon 25EC berbahan aktif alfamertin dengan takaran 2 mililiter per satu liter air yang bertujuan untuk pengendalian hama Uret, Rayap, dan semut.

1.    Melepaskan bibit dari polybag dengan cara menekan polybag satu sampai dua kali yang bertujuan untuk memadatkan tanah yang ada di dalam polybag dan memudahkan saat melepas polybagnya, kemudian bibit dijepit dengan jari telunjuk dan jari tengah dengan posisi bibit terbalik. Setelah itu polybag ditarik dengan memegang belakang polybag yang sudah dibalik secara perlahan agar media dan bibit tidak rusak.
2.    Setelah bibit terlepas dari polybag, kemudian dibuat lubang tanam pada karung (galangsi) agar bibit dapat langsung ditanam. Kedalaman lubang tanam kurang lebih 10 centimeter, posisi lubang tanam berada di setiap pinggiran karung yang bertujuan agar tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik dan pada saat berbuah buahnya akan menggelantung keluar karung sehingga buah tidak terkena tanah secara langsung yang akan menyebabkan buah menjadi busuk.
3.    Bibit kemudian langsung ditanam dan pada saat penanaman tunas pada tanaman tidak boleh sampai tertutup oleh tanah, karena akan mengakibatkan tunas busuk dan tanaman akan mudah mati.
4.    Kegiatan selanjutnya adalah melakukan penyiraman pada bibit yang sudah ditanam pada karung (galangsi) dengan menggunakan sprinkle.
Pemindahan bibit dari polybag kecil ke karung (galangsi) dengan cara tersebut dapat mengurangi kerusakan pada bibit yang akan ditanam. Selain itu, agar tidak terlalu mengalami stres pada tanaman saat pemindahan ke dalam karung (galangsi). Polybag pembibitan yang sudah terlepas dari bibit juga dapat digunakan kembali untuk kegiatan pembibitan selanjutanya.
Penataan karung (galangsi) pada setiap blok lahan harus dilakukan dengan benar, karena bertujuan untuk mempermudah dalam perawatan tanaman stroberi, pemupukan, pemanenan stroberi dan pemetikan stroberi untuk pengunjung. Dalam setiap karung (galangsi) terdiri dari 3 tanaman dengan jarak tanam pada setiap lubang tanam adalah 20 sentimeter dan dengan pola tanam berbentuk segitiga sama kaki.
Berikut Gambar  Pola penanaman stroberi pada galangsi, simbol X adalah tanaman.

Tanaman stroberi yang terdiri dari tiga tanaman dalam setiap karung (galangsi) bertujuan agar dapat menghemat tempat atau lebih efisien dibandingkan dengan penanaman stroberi dengan dua tanaman dalam setiap karung (galangsi). Selain itu, produksi yang diharapkan juga akan lebih banyak dibanding dengan dua tanaman. Penataan atau penempatan karung (galangsi) dengan pola zig-zag atau karyawan menyebutnya dengan pola tanam untualang (pola tanam zig-zag) juga lebih mudah untuk perawatan tanaman stroberi daripada pola tanam yang hanya berbentuk barisan lurus.
3. Pemeliharaan tanaman Stroberi
Pemeliharaan pada tanaman stroberi dilakukan untuk menjaga tanaman dari hama dan penyakit serta menunjang pertumbuhan tanaman stroberi agar optimal. Pemeliharaan tanaman stroberi ini juga bertujuan untuk memaksimalkan hasil produksi stroberi. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman, penyiangan gulma, pemangkasan (wiwil), penyulaman, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit tanaman (PHPT).
1. Penyiraman
Air merupakan faktor penting dalam budidaya tanaman stroberi. Bila tanaman kekurangan air maka akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Pengairan di kebun stroberi menggunakan tekhnik irigasi overhead sprinkle. Penyiraman stroberi dilakukan sesuai dengan kondisi lapang. Pada saat musim kemarau penyiraman dilakukan selama lima belas sampai dengan dua puluh menit dan pada musim penghujan dilakukan selama lima menit.
Kegiatan penyiraman dilakukan setiap pagi hari saat jam kerja karyawan yaitu pukul 06:00 WIB, agar air penyiraman dapat membersihkan embun yang menempel pada tanaman. Karena embun yang menempel dapat merusak tanaman terutama pada bagian daunnya yaitu adanya penyakit embun upas yang berakibat daun berubah menjadi bintik-bintik coklat yang kelamaan akan menjadi berlubang.
Penyiraman pada musim penghujan biasanya juga dilakukan pada saat tanah dalam karung (galangsi) terlihat kering. Sedangkan pada saat musim kemarau peyiraman dilakukan tidak hanya menggunakan sprinkle, tetapi juga dilakukan dengan cara manual yaitu menyiram tanaman dengan menggunakan selang. Karena pada saat musim kemarau sumber air sangat sulit didapatkan, sehingga sprinkle tdak mengalir dengan deras (cepat).
Sprinkle yang digunakan berjenis gravitasi, karena kelebihan penggunaan jenis sprinkle ini lebih efisien, dapat menghemat waktu dan tenaga kerja, namun penggunaan sprinkle juga memiliki kelemahan yaitu biaya pemasangan sprinkle yang terlalu mahal, banyak air yang terbuang karena tidak tepat sasaran, tidak semua karung (galangsi) mendapatkan volume penyiraman yang merata.

Jenis sprinkle yang digunakan menggunakan sistem permanen pada lahan, yaitu sistem jaringan pipa. Jarak antar sprinkle pada setiap lahan kurang lebih 5 meter, sedangkan tinggi sprinkle berkisar 1 meter sampai dengan 1,5 meter. Sumber air irigasi sprinkle ini berasal dari sumur bor  yang ada dilahan stroberi. Apabila terjadi kemarau panjang dan sumber air dalam sumur mengering, alternatif pengairan yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan air sungai.
2. Penyulaman
Kerusakan bibit yang baru ditanam umumnya masih dijumpai akibat berbagai hal diantaranya tanaman yang mengalami stres saat pemindahan ke galangsi, adanya hama dan penyakit ataupun abnormal pertumbuhan. Oleh sebab itu untuk mengembalikan jumlah populasi tanaman perlu dilakukan penyulaman. Penyulaman merupakan kegiatan mengganti bibit yang telah rusak, tercabut saat pewiwilan, mati atau pertumbuhannya kurang bagus.
Kegiatan penyulaman tanaman stroberi dilaksanakan pada pagi hari agar tanaman tidak mengalami penguapan suhu terlalu lama. Penyulaman dilakukan saat tanaman berumur 14 hari setelah tanam. Cara penyulaman yaitu adalah dengan mencabut tanaman yang sudah mati atau tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, kemudian bibit yang sudah diseleksi dari pembibitan ditanam pada bekas tanaman yang baru dicabut. Cara penanamannya sama dengan cara menanam tanaman stroberi pada awal tanam.
3. Penyiangan gulma
Penyiangan gulma ialah kegiatan pemeliharaan yang harus dilakukan agar memperoleh hasil produksi stroberi yang tinggi. Penyiangan merupakan kegiatan membersihkan lahan dari tanaman pengganggu yang disebut gulma. Kehadiran gulma pada sekitar tanaman stroberi dapat menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air, sinar matahari, dan unsur hara tanah dalam galangsi.

Penyiangan dilakukan setiap satu bulan sekali dan biasanya dilakukan lebih intensif pada musim hujan dibandingkan dengan musim kemarau karena pertumbuhan gulma pada musim hujan lebih cepat dibandingkan pada musim kemarau. Namun penyiangan yang dilakukan di lapangan dengan cara melihat populasi gulma yang tumbuh di sekitar tanaman stroberi.
Jenis Gulma yang sering tumbuh pada sekitar tanaman stroberi yaitu gulma yang berjenis daun sempit (Grasses) seperti jakut pahit (Paspalum conjugatum berg) dan rumput teki (Cyperus rotundus), gulma berdaun lebar (Broad Leaves) seperti putri malu (Mimosa pudica), bayam duri (Amaranthus spinosus), wedusan (Ageratum cobyzoides), krokot (Portulaca oleracea), dan ada gulma berjenis gulma air yaitu semanggi (Marsilea crenata).
Penyiangan gulma dilakukan dengan dua cara yaitu, penyiangan secara manual (dicabut menggunakan tangan) dan penyiangan menggunakan herbisida (round up). Penyiangan manual dilakukan pada setiap gulma yang tumbuh di sekitar tanaman dalam karung (galangsi), karena untuk mencegah tanaman terkena racun herbisida (round up).
Sedangkan penyiangan dengan menggunakan herbisida dilakukan hanya di sekitar jalur perawatan tanaman. Penyemprotan herbisida / Biopestisida dilakukan dengan cara melarutkan 150 mililiter round up dengan air yang dimasukan dalam tangki knapsack sprayer bervolume 15 liter, lalu setelah larutan tercampur merata dengan air aplikasi herbisida dapat dilakukan dengan menyemprotkannya pada gulma yang tumbuh diluar galangsi. Kegiatan penyiangan gulma juga sering dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemangkasan (wiwil).

4. Pemangkasan (wiwil)
Kegiatan wiwil yaitu kegiatan merontokkan daun yang sudah tua atau kering dan penjarangan bunga pada tanaman yang ditanam pada glangsi berumur 1-2 bulan.  Hal ini dilakukan agar tanaman stroberi dapat memiliki batang yang kuat sebelum akhirnya dapat menopang  buah. Selain itu, proses wiwil juga dapat mencegah pertumbuhan tanaman yang kerdil karena terlalu cepat berbuah sebelum waktunya.
Ada dua cara melakukan kegiatan wiwil yaitu, wiwil ringan dan wiwil berat. Wiwil ringan adalah kegiatan membuang daun tua dan tangkai bunga. Kegiatan ini dilakukan pada umur tanaman 15 hari setelah tanam dengan membuang bunga dan daun coklat. Dan pada umur satu bulan wiwil dilakukan dengan membuang bunga stroberi kedua yang muncul, karena pada umur satu bulan tanaman stroberi belum waktunya untuk menghasilkan buah atau belum memproduksi buah dengan baik.
Wiwil berat adalah kegiatan membuang daun tua dan kering. Kegiatan ini dilakukan pada tanaman yang berumur empat sampai dengan enam bulan. Kegiatan ini adalah membuang semua daun tua sampai tanaman stroberi kelihatan bagus, biasanya tanaman hanya tersisa tiga sampai dengan empat daun saja. Selain kegiatan tersebut, kegiatan lain juga melakukan penjarangan buah. Kegitan yang dilakukan yaitu menepikan buah kebagian luar karung (galangsi) sehingga stroberi akan menggantung dan tidak menyentuh tanah yang akan menyebabkan busuk buah, selain itu dapat memudahkan pengunjung memetik buah. Kegiatan ini juga dilakukan untuk membuang buah yang sudah busuk sebelum dipetik agar tidak menyebar pada buah lainnya.


No comments:

Post a Comment